Aku lelah,
tapi bukan lelah yang bisa kau sembuhkan
dengan tidur panjang sekalipun lelap.
Ini lelah yang mengendap,
yang mengakar di dada,
yang tinggal di sela2 doa yang tak pernah dikabulkan.
Aku berjalan dengan luka tak tampak,
tersenyum dengan bibir yang gemetar,
memeluk dunia
yang tak pernah sekalipun memelukku kembali.
Segalanya terasa berat.
Bahkan napas,
bahkan cahaya pagi,
bahkan suaraku sendiri yang lama-lama terasa asing.
Aku menanggung ribuan kata yang tak bisa kusebutkan,
karena dunia lebih mencintai
mereka yang tampak ceria
daripada mereka yang diam dan sekarat perlahan.
Dan jika kau tanya aku kenapa,
aku tak tahu jawabannya.
Yang kutahu hanyalah:
aku masih hidup,
bukan karena harapan,
tapi karena tak ada ruang
untuk benar-benar menghilang.